Simbolisme Cerpen Insiden Topi, karya Yasunari Kawabata

Perhatikan paragraf pertama dalam cerpen Insiden Topi di bawah ini agar mengetahui simbolisme di dalamnya.

Musim panas. Setiap pagi bunga-bunga teratai di kolam Shinobazu di Ueno membuka kelopak daun dengan suara merekah.

Musim panas, sebuah gambaran tentang sesuatu hal yang panas? Hal-hal yang mengandung pertikaian. Bunga-bunga, simbolisme cinta atau kasih sayang, dan suara menyimbolkan hak/ucapan. Barangkali maksudnya, sesuatu hal yang panas, yaitu hak mendapatkan perhatian.

Kalimat selanjutnya, sebuah bocoran tentang isi cerpen, dan terjadi di Jembatan yang melintangi kolam itu.

Jembatan, meruapkan simbolisme jalan hidup. Dan dalam hal ini, tokoh-tokoh di dalam cerpen ini menjani waktu luangnya untuk memandangi kolam. Dalam hal ini, mereka berada di tengah-tengah jembatan atau sedang dalam perjalanan, entah apa.

Dalam hal ini, seorang yang sendirian menikmati kolam, merupakan simbolisme kesepian, padahal ada beberapa orang yang mengobrol. Dan ia seperti tak mendapat kasih sayang/perhatian orang-orang, bahkan saat topinya jatuh, ia ditertawakan.

Topi, tentu saja sesuatu yang dipakai dikepala. Dan bisa dibilang, lampang kehormatan. Seperti mahkota. Bahkan kepala suku, atau orang-orang tertentu bisa diketahu mana yang memiliki jabatan tinggi, dan mana yang di bawahnya.

"Saya tak akan bisa meraihnya meski berusaha. Tak apalah."
Apa yang dimaksud, ia tak mungkin bisa berkumpul dengan orang-orang yang berbicara tadi, atau berbaur?

Dan tiba-tiba orang-orang yang mengobrol tadi berbicara, menyarankan untuk mengambil topinya.

Sampai akhirnya setelah terus dibujuk, ia mau mengambilnya.

Dan saat akan berhasil mendapatkan topi itu, ia terjatuh.

Menariknya lagi, orang-orang yang mengobrol tadi didorong oleh pria kurus yang tadi membantu si pemilik topi mengambil topi. Mereka terjebur ke kolam seperti pria kurus tadi. Artinya, yang tadinya seorang pria kesepian itu berjauhan dengan kelompok orang tadi kini bersama-sama, dan malah mengobrol tak seperti saat sebelum topinya jatuh.

Didorong dalam hal ini, apakah semacam motif? Motif apa si lelaki menjaihi mereka?
Barangkali hanya sekedar jail semata. Tetapi anehnya, si pria kurus kemudian lari ke arah gelapnya kota. Bagi saya, kota terbayang akan terang. Kegelapan kota apa maksudnya tentang keisengan atau kejahatan yang mereka alami berasal dari kota? Si pria kurus tersbut apakah simbol dari kejahatan yang merugikan banyak orang yang sedang bersantai seperti orang-orang tadi yang menikmatinya dengan memandangi kolam?

Demikan, simboliseme cerpen Insiden Topi karya Yasunari Kawabata.

Comments

Popular posts from this blog

Buku Bukan Pasar Malam Sempat Dilarang Beredar

Review Buku Kafka On The Shore, Haruki Murakami

Review Novel Scarlet Letter, karya Nathaniel Hawthorne