Teka-Teki Novel Kafka On The Shore, Haruki Murakami

Kafka On The Shore, Haruki Murakami


Ketika membaca sebuah novel terkadang kita menemukan hal-hal yang aneh, dan kemudian kita bertanya-tanya, apa maksudnya. Dalam novel Kafka On The Shore ada banyak hal aneh, seolah sang penulis mengajukan selembar teka-teki silang dan pembaca harus mengisinya. Maka di sini, saya akan mencoba memberikan lembaran teka-teki silang tersebut yang sudah diisi. Ya, walaupuan asal-asalan.
  • Kalimat Pembuka Novel
Perhatikan kalimat pembuka berikut ini.

"Jadi sudah kau kumpulkan semua uangnya?" Bocah bernama Gagak itu bertanya dengan suara yang jelas.

Bagi yang belum membaca novel tersebut pasti akan bertanya-tanya, untuk apa ia mengumpulkan semua uangnya, apa yang akan dilakukan? Begitupula yang saya alami ketika baru membacanya. Lama kelamaan kita diberitahu bahwa Kafka akan kabur dari rumah.

Nah di sinilah yang menarik, setidaknya menurut saya. Murakami memberitahu pembaca bahwa anak itu kabur dari rumah berarti sebuah akibat, atau sesuatu yang diceritakan ditengah-tengah peristiwa. Hal inilah yang menimbulkan rasa penasaran pembaca tentang sebab/kejadian sebelumnya. Dalam hal ini, kenapa ia kabur dari rumah? Atau memang apa yang terjadi sebelumnya sehingga sang anak kabur dari rumah. Murakami dengan sengaja tidak menumpahkan segala informasi itu secara langsung, namun dengan pelan-pelan agar pembaca penasaran.

Pembukaan di tengah peristiwa sebenarnya juga terjadi di novel Lelaki Harimau, karya penulis garda depan kita Eka kurniawan, atau seorang Bapak Realisme Magis, Gabriel Garcia Marquez dalam novel Seratus Tahun Kesunyian. Lain kali mungkin akan saya bahas. Pembukaan semacam ini bisanya sudah ketebak bahwa alurnya akan mundur, seringnya maju mundur. Kembali ke topik.
  • Simbolisme Surealisme
Pada bagian selanjutnya buku ini mulai menunjukan sisi surealismenya dengan seorang bernama Nakata yang bisa berbicara dengan kucing.
  • Berbicara dengan Kucing
Bagi seorang yang bosan dengan cerita yang terikat aturan realisme jelas akan sangat menarik, dan jujur agak membuat saya sedikit terkejut, karena di bab awal tidak menunjukan hal surelis. Tapi apa maksudnya berbicara dengan kucing?

Saya menganggap kucing sebagai metafora gambaran Kafka yang hidup luar rumah seperti seekor kucing jalanan. Sempat juga di singgung bahwa bayangan Nakata terlihat pucat, atau tidak utuh, berarti ada bagian yang hilang. Begitu juga disinggung tentang bayangan pada Kafka. Jadi ada kemungkinanan dua orang ini sebenarnya satu orang, artinya sebuah simbolisme dua sifat yang berbeda. Diperjelas pada bagian Nakata membunuh Johny Walker, kemudian kedua tokoh sama-sama pingsan namun saat bangun justru Kafkalah yang berlurmuran darah. Padahal mereka berdua berada di tempat yang berjauhan. Walaupun tentu saja teori ini tidak sepenuhnhya benar, sebab Oshima seorang penjaga perpustakaan teman Kafka memberitahu bahwa Nakata tinggal limabelas meter dari rumah Kafka. Satu sama lain berlawanan bukan. Seolah struktur ceritanya kurang logis. Mungkin ini yang disebut absurd, dan jutsru hal ini entah kenapa memberikan kesan bahwa kadangkala ketika melakukan suatu di luar kebiasaan kita merasa bahwa apakah ini diri saya. Dalam hal ini saat Kafka kabur dari rumah apakah ini banar-benar Kafka? Ataukah Kafka yang lain:Nakata? Walau pada akhirnya ia tak peduli menjadi siapa asalkan itu memang yang diinginkannya.

Atau bisa juga, Kafka yang berusia limabelas tahun itu disimbolkan sebagai sifat kekanak-kanakan, dan Nakata yang tua disimbolkan sifat dewasa. Mengingat jika yang dilakukan Kafka adalah lari dari kenyatan. Sedangkan Nakata ingin menyelesaikan tugasnya.

Ada sebuah kutipan yang kalau tidak salah diucapkan Oshima bahwa, "Kau bisa lari, tapi tak bisa sembunyi."
  • Hujan Ikan
Setelah membunuh Johny Walker, Nakata mengadu pada polisi, menceritakan kronologinya. namun sang polisi tidak percaya karena ceritanya tidak masuk akal terutama karena si korban membunuh kucing untuk sebuah suling. Nah dikahir ia menyarankan si polisi agar besok membawa payung karena akan ada hujan ikan. Bagi saya ikan identik dengan simbol rezeki/uang/harta karena ada pepatah yang mengatakan bahwa berilah ia seekor ikan maka Anda akan menghidupinya sehari, berilah ia sebuah kail maka anda akan menghidupi selamanya.

Namun dalam hal ini sepertinya agak kurang nyambung. Jadi marilah kita tengok novel Lelaki Tua dan Laut, karya Ernest Hemingway. Singkatnya, ikan ini bisa menjadi simbol apa saja. Dalam kasus ini, ada hubungan antara ikan dan kucing. Kucing sangat menyukai ikan, jadi hujan ikan bisa saja sebuah metafora keinginan/kebahagiaan/kesenangan Kafka membunuh ayahnya. Saya jadi bertanya-tanya apakah seorang anak kadang-kadang memiliki niat membunuh sang ayah terutama dikarenakan sifat sang ayah yang membuat kesal? Menurut kalian?
  • Hujan Lintah
Ketika Nakata akhirnya pergi dari rumah ia bertemu dengan sekelompok orang yang memukuli seorang di tempat parkir. Karena Nakata mendekati mereka, ia segera diusir. Saat ia pergi, payungnya dibuka. Saat itulah tiba-tiba terjadi hujan lintah yang mengenai para pemuda tersebut.

Entah kenapa hal ini mengingatkan saya pada cerita dari Jawa Timur Ranggalawe dimana salah satu orang mencoba menusukan pedang pada musuh yang telah meminta ampun, nah datanglah seorang panglima Majapahit saya lupa namanya, bahwa ada lintah di dadanya. Alhasil karena panik, ibarat seorang wanita yang tiba-tiba dihinggapi kecoa, ia reflek membelokan pedangnya ke tubuhnya sehingga tertancap, dan mati.

Lintah merupakan simbol dari amarah. Amarah pelan-pelan menguras darah kita, mengusai diri kita dan tanpa sadar menghabisi nyawa kita. Itulah yang terjadi, salah seorang pelaku pengeroyokan karena berlari kegelian, dan mencoba menghindari lintah tersebut tertabrak mobil.

Saya tidak tahu apakah Murakami baca cerita Ranggalawe.
  • Hujan Petir
Yang saya maksud di sini tentu saja hujan disertai petir yang dahsyat. Saya membayangkan sebuah petir, orang-orang kebanyakan takut petir, apalagi kedatangannya yang disertai suara yang menggelegar, suatu tanda cuaca yang buruk. Jadi petir menurut saya simbolisme ketakutan atau bisa juga berita buruk. Diperjelas dengan penagukan Nakata kepada Hoshino bahwa sebenarnya ia telah membunuh Johny Walker. Tak lama kemudian polisi berhasil melacak keberadan mereka di sebuah penginapan. Ini tentu suatu berita buruk bagi mereka, dan menakutkan. Namun sebesar sehebat apapun hujan pasti akan berhenti. Dengan ajaib, Kolonel Sanders memberikan bantuan sebuah apartemen, mereka boleh tinggal sepuasanya di sana.
  • Batu Masuk
Nakata akhirnya sadar bahawa dirinya mencari batu masuk. Menurut saya ini metafora dari kenangan, sebab saaat Nakata membuka batu masuk ia mulai ingat, terutama ketika di perpustakaan bertemu dengan nona Saeki. Ternyata ibu Kafka sudah lama menunggu Nakata. Ia meminta saran bagaimana cara memnutup batu masuk itu kepada Nona Saeki. Dan ia memberi permintaan untuk membakar semua dokumen yang berisi riwayat hidupnya. Nah setelah itu baru menutup batu masuk. Mungkin yang hendak disampaikan Murakami untuk tidak terus menerus membuka/mengingat kenangan, singkatnya hidup terus dibayangai masa lalu. Karena yang terjadi seperti Nona Saeki yang tidak bisa move on dari kekasihnya. Atau Kafka yang selalu teringat ibu dan kakak yang meninggalkannya saat kecil

Selain itu di novel ini juga ada beberapa kutipan. Barangkali beruguna.

1."Jika sebuah pistol muncul dalam sebuah cerita. Maka pistol itu harus ditembakan." (Anton Chekov)
2. "Sebuah kota yang bisa menghabiskan sepuluh halaman untuk diceritakan Charles Dicken."
3. Sastrawan adalah mereka yang mampu menghindari kalimat bertele-tele.

Mengenai adanya nama-nama populer seprti Johny Walker, Kolonel Sanders, Mickey Mouse, dan benda-benda modern seperti telepon seluluer, internet, website dalam cerita tersebut. Mungkin menjadi strategi Murakami untuk meraih pembaca kaum milenial.

Novel ini hampir setebal 600 halaman, saya merasa terlalu panjang, pada tokoh Hoshima sebagai tokoh pembantu sepertinya mendapat porsi yang kebanyakan terutama cerita mengambil uang diinternet, ke kedai kopi, ke minimarket dst.
Diluar itu banyak hal yang bisa kita renungkan.

Sekian. Terimakasih karena mau membaca.

Comments

Popular posts from this blog

Buku Bukan Pasar Malam Sempat Dilarang Beredar

Review Novel Scarlet Letter, karya Nathaniel Hawthorne

Review Buku Kafka On The Shore, Haruki Murakami