(Review Buku) Dataran Tortilla, John Steinbeck

Dataran Tortilla, John Steinbeck

Dataran Tortilla merupakan novel yang menceritakan tentang Danny, kawan-kawannya, tetangganya. Walaupun namanya dataran, tapi sebenarnya tempat itu tidak datar. Yang secara simbolik merupakan sindiran terhadap kehidupan para pecandu anggur yang datar, monoton. Sering bermalas-malasan, dan gengsi melakukan pekerjaan rendahan.

Danny, seorang mantan tentara kini menghabiskan masa hidupnya setelah perang Amerika dan Jerman berakhir dengan liar. Pada awalnya ia tak memiliki rumah, dan sepanjang waktunya hanya terpikir tentang anggur. Ia suka membuat keonaran dengan mencuri, merusak jendela-jendela kaca, dan bercinta dengan tetangga.

Segala upaya dilakukannya demi bisa meminum anggur, seperti mencuri daging babi, dan telur. Suatu ketika ia berniat memanggang daging babi dan meminum anggur sendirian di dalam hutan. Namun ia bertemu dengan Pilon, sahabatnya yang juga mantan tentara. Sepertinya mereka berdua juga tinggal di hutan, kadang di selokan, atau singkatnya mereka itu gelandangan. 

Danny yang awalnya tidak ingin membagi daging babi itu kini menawarkannya pada Pilon karena gerak-geriknya yang mencurigakan dan ia kemudian membagian Brendi pada Danny.

Di tengah perbincangan saat mabuk, Danny teringat akan dirinya yang mendapatkan warisan dua buah rumah dari kakeknya. Pilon merasa sedih sebab, kini sahabatnya naik pangkat menjadi seorang pemilik rumah, dan ia pasti akan melupakan teman-temannya yang miskin. Namun Danny berjanji kalau ia tak akan melupakan Pilon.

Singkatnya setelah mengurusi surat wasaiat dengan seroang pengacar, rumah itu akhirnya dimiliknya, dua buah rumah satu lebih besar dari yang lain. Iapun berfikir untuk apa rumah yang satunya. Munculah ide Pilon, si jenus yang menyarankan untuk menyewakannya saja. Danny setuju, namun masalah pada siapa ia menyewakan rumah satunya, dan Pilon dengan senang hati mau menjadi penyewanya.
Mereka akhirnya sepakat kalau rumah itu harus disewa limabelas dolar.

Dari sinilah, tunas konflik ceritanya. Si Pilon, dan Danny tidak seakrab dulu karena tak enak hati belum membayar sewa sedangkan Danny tak enak hati menaggihnya.

Kehidupan merekapun berputar sekitar anggur, wanita, dan sewa rumah. Sampai suatu bencana terjadi, rumah yang di sewa Pilon kebakaran. Pilon, dan Pablo, yang menyewa rumah tersebut kabur, dan berniat untuk tak bertemu Danny untuk waktu yang lama. Namun setelah berdebat mereka kemudian membernaikan diri meminta maaf dengan membawa anggur, makanan yang dicurinya dari orang-orang yang piknik, dan sebuah bra yang tak jadi diberikan pada seorang gadis pelacuran.

Danny sangat marah dan memaki-makinya, namun karena persahabatan akhirnya memaafkan mereka. Dan mereka kemudian tinggal di rumah Dannya.

Setiap hari, mereka salalu mencari-cara mendapatkan seguci anggur dengan mencuri. Segala masalah mereka pikir bisa terselesaikan dengan mium anggur. Namun walaupun pekerjaan mereka hanya mabuk-mabukan, bila ada tetangga atau orang lain yang kesusahan mereka dengan senang hati membantunya.

Satu persatu, teman-teman Danny berdatangan, memenuhi rumah Danny, dan berperilaku seperti Danny. Saya menangkap, bahwa Danny merupakan simbol dari pengangguran yang suka mabuk-mabukan. Pada akhirnya teman-temannya akan terpengaruh, dan ikut menjadi seorang pemabuk. Lingkungan mempengaruhi perilaku seseorang.

Pada suatu ketika, Danny menjadi gila, atau kembali ke sifatna yang nakal, suka mencuri, mencumbu istri-istri tetangga, dan minum banyak anggur, hingga setelah itu ia kembali namun menjadi pemurung.

Di pesta yang diadakan di rumahnya Danny jatuh ke jurang dan meninggal. Teman-temannyapun sedih. Setelah penguburan itu, teman-temannya membakar rumah Danny yang terkhir, dan setelah menjadi abu, mereka pergi dengan melangkah ke arahnya masing-masing.

Yang secara simbolik, rumah adalah tempat nyaman, atau diupamakan dengan pergaulan. Namun pergaulan yang justru suka mabuk-mabukan mengikat seseorang, dan menjauhkan dari mimpi-mimpinya. Bila mereka masih terikat oleh hal itu, barangkali Pilon, Pablo, Bajak laut, Big Joe, dan lainnya masih berkumpul/terikat dalam satu rumah (pergaulan) yang selalu mabuk-mabukan, serta bermalas-malasan.
Dataran Tortilla, John Steinbeck

Comments

Popular posts from this blog

Buku Bukan Pasar Malam Sempat Dilarang Beredar

Review Novel Scarlet Letter, karya Nathaniel Hawthorne

Review Buku Kafka On The Shore, Haruki Murakami