(Review Buku) Beauty & Sadness, Yasunari Kawabata


(Review Buku) Beauty & Sadness, Yasunari Kawabata
Novel beauty & Sadness karya Yasunari Kawabata ini susah ditebak. Di awal-awal kita akan digiring ke masa lalu ketika Oki, seorang lelaki tua yang memerawani gadis di bawah umur bernama Otoko. Karena masih kecil dan tak tahu apa-apa ia kemudian jatuh cinta pada Oki.

Ia kemudaian hamil, dan saat melahirkan anaknya meninggal karena prematur, menyebabkan dirinya gila, dan sampai masuk RSJ.

Lama kelamaan, membahasa tentang sebuah novel yang ditulis Oki yang menceritakan tentang kisah pribadinya bersama Otoko. Agak membuat saya nyengir, karena saya menangkap bahwa cerita ini menyindir, atau menunjukan ironi seorang pengarang yang menuliskan kisah pribadinya yang tidak bermoral tentang memerawani gadis di bawah umur, saat memiliki istri dan anak.

Dan istrinya yang sebagai juru ketik membacanya, dan tentu saja cemburu. Begitulah resiko menjadi istri seorang pengarang. Namun walaupun begitu, buku itu laris manis, penghasilan dari penjualan buku tersebut bahkan bisa menyekolahkan anak pertamanya; Taichiro, dan perekonomian menjadi lebih baik.

Singkatnya selama bertahun-tahun, Oki merindukan Otoko, dan mengunjunginya untuk mendengarkan bersama-sama lonceng tahun baru. Namun Otoko yang sekarang telah menjadi seorang pelukis terkenal, ternyata telah berubah, sekarang selalu ditemani oleh muridnya, Okio.

Dan Otoko sampai sekarang, masih mencintai Oki, walaupun perbedaan umur mereka tigakalilipat. Ia masih keras kepala seperti waktu masih remaja, dan walaupun tahu kalau dirinya dibodohi ia tidak peduli.

Pertemuan mereka kembali menyebakan Okio cemburu. Ya, walaupun Okio seorang perempuan. Perubahaan Otoko yang kemudian mencintai sesama perempuan disebabkan karena kerinduannya kepada Oki.

Muridnya itu berniat membalaskan dendam gurunya dengan menghancurkan rumah tangga Oki. Membalaskan dendam dengan mencoba menggoda Oki, tidur bersama. Bisa dibilang, Oki adalah tokoh yang menjelma iblis, karena ia juga menggoda anak Oki, dan tidur bersama. Ayah, dan anak menuduri wanita yang sama?

Jika ditarik oleh garis besar, menurut saya setiap tokohnya hidup dengan dibayangi oleh masa lalu, dan secara perlahan-lahan menuntun mereka menuju kehancuran.
(Review Buku) Beauty & Sadness, Yasunari Kawabata
Butuh waktu berhari-hari untuk menamatkan novel ini, karena walaupun hanya 240-an halaman, ceritanya cukup padat, dan ada banyak bagian yang vulgar dan ditulis dengan indah. Barangkali, ini novel Kawabata dengan tema bercabang, juga alurnya yang yang bagi saya agak aneh, serta psikogis antar tokohnya yang labil.

Comments

Popular posts from this blog

Buku Bukan Pasar Malam Sempat Dilarang Beredar

Review Buku Kafka On The Shore, Haruki Murakami

Review Novel Scarlet Letter, karya Nathaniel Hawthorne