Memahami Gaya Albert Camus Melalui Novel Sampar
Karena saya bukan seorang filsuf, dan saat membaca buku Sampar lebih tertarik dengan gaya penulisannya maka kali ini saya tidak akan banyak membahas tentang simbolisme, namun bukan berarti tidak membahasnya.
Albert Camus memiliki gaya penulisan yang menurut saya agak berbeda dari penulis lain. Seperti apa? Simak kalimat pembuka di bawah ini.
- Opening
Peristiwa aneh yang menjadi pokok berita itu muncul pada tahun 194... di Oran. Umum berpendapat bahwa kejadian tersebut tidak wajar. Menyimpang dari kebiasaan. Kesan pertama, memang Oran sebuah kota biasa, tidak lebih dari sebuah pusat pemerintah daerah tingkat satu Perancis di pantai Aljazair.
Albert Camus membukanya dengan gaya bercerita ala jurnalis dengan menyebutkan tahun, kota yang cukup jelas. Tanpa melupakan rasa penasaran dengan mengatakan "peristiwa itu."
Sila baca Review Novel Sampar, Albert Camus
Sila baca Review Novel Sampar, Albert Camus
- Kejujuran
Untuk lebih jelasnya simak kalimat berikut:
Di kota ada beberapa perkemahan karantina lain. Tetapi karena kekurangan infirmasi, dan khawatir keliru. Penulis tidak dapat menceritakan lebih banyak lagi.
- Ilmiah
Dalam novel ini kita akan menemukan banyak angka yang berterbaran. Dan lucunya membuat saya percaya. Ini mungkin yang disebut jurnalisme dalam karya fiksi, atau karya fiksi yang ditulis agak ilmiah. Salah satu penulis yang juga menerapkan ini setahu saya Gabirel Garcia Marquez.
Perhatikan kalimat berikut ini:
Pada tanggal 16 April ketika dokter Rieux keluar dari tempat praktek, kakinya tersandung seekor tikus mati di ruang tunggu depan pintu.
Albert Camus tidak ragu menuliskan tanggal. Jauh sebelum itu ada kalimat:
...bahwa pada tanggal 25, sehari itu saja telah dikumpulkan, dan dibakar 6.231 tikus!Saya sempat menggeleng-geleng, bertanya-tanya apakah ini fiksi? Kok rasanya seperti bukan. Dan entah kenapa justru novel ini yang membuka pikiran saya bagaimana sebuah novel ditulis secara ilmiah.
Padahal selama 4 hari demam itu membuat empat kali lompatan mengejutkan: 16 meninggal, 24, 28, dan 32.
- Bocoran Simbolisme Perlahan-lahan
- Kritik Sosial
Di masa sekarang, pasti kita biasa melihat, orang bekerja dari pagi sampai sore, kemudian memilih menghabiskan waktu yang tersisa dalam hidup mereka untuk kalah dalam permainan kartu, minum-minum di kafe serta mengobrol.
- Susah Dipahami
Sekian. Semoga bermanfaat. Terimakasih sudah mampir. :)
Comments
Post a Comment